Tuesday, September 21, 2010

Khutbah Jumat, 17 April 2009 KBRI Tehran

ALLAH SWT adalah dzat yang Mahabesar dan hanya Dia-lah yang berhak menyatakan kebesaran Diri-Nya. Adapun segenap makhluk ciptaan-Nya adalah teramat kecil dan sama sekali tidak layak merasa diri besar.

Seorang hamba yang lisannya berucap, "Allaahu Akbar!" serasa jiwanya bergetar karena sadar akan kemahabesaran-Nya, dialah orang yang menyadari kekerdilan dirinya di hadapan Dzat yang serba Maha.

Sungguh, Allah sangat suka terhadap orang yang merendahkan diri di hadapan-Nya, sehingga diangkatlah derajat kemuliannya ke tingkat yang sangat tinggi di hadapan semua makhluk, apalagi di hadapan-Nya. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk" (QS. Al-Bayyinah: 7)

إنَ الّذين أمنوا وعملوا الصّلحت أولئك هم خير البريّة

7. Verily, those who believe [in the Oneness of Allâh, and In his Messenger Muhammad (Sal-Allaahu 'alayhe Wa Sallam)) including All obligations ordered by Islâm] and do righteous good deeds, they are the best of creatures.

Sebaliknya betapa Allah sangat murka terhadap orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi. Allah berfirman, "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. An-Nisa: 36).

إنّ الله لا يحبّ من كان مختالا فخورا

36. Worship Allâh and join none with Him In worship, and do good to parents, kinsfolk, orphans, Al-Masâkin (the poor), the neighbour who is near of kin, the neighbour who is a stranger, the companion by Your side, the wayfarer (you meet), and those (slaves) whom Your Right hands possess. Verily, Allâh does not like such as are proud and boastful;

Syurga pun mengharamkan dirinya untuk dimasuki oleh orang-orang yang di dalam kalbunya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar debu.

Ma’asyira Almuslimin Rahimakumullah

Segenap makhluk yang ada di alam semesta ini tiada memiliki daya dan upaya, kecuali karena karunia kekuatan dari Allah SWT? Laa haula wa laa quwwata illa billaah! yang menciptakan tubuh ini pun Allah. Yang mengalirkan darah dalam peredaran yang sempurna, yang mendetakkan jantung, pendek kata yang mengurus sekujur badan ini pun hanya Allah semata! Manusia sama sekali tidak berdaya sekiranya Allah menghendaki sesuatu atas jiwa dan raga ini.

Karena itu, Allah SWT mengancam manusia yang melupakan hakikat dirinya. "Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi ini tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku" (QS. Al-A'raf: 146).

سأصرف عن ءايتى الّذين يتكبّرون فى الارض بغير الحقّ وإن يروا كلّ ءاية ّلا يؤمنوا بها وإن يروا سبيل الرّشد لا يتّخذوه سبيلا وإن يروا سبيل الغىّ يتّخذوه سبيلا ذلك بأنّهم كذّبوا بئايتنا وكانوا عنها غفلين

146. I shall turn away from My Ayât (verses of the Qur'ân) those who behave arrogantly on the earth, without a right, and (Even) if they see All the Ayât (proofs, evidences, verses, lessons, signs, revelations, etc.), they will not believe In them. and if they see the Way of righteousness (monotheism, piety, and good deeds), they will not adopt it as the way, but if they see the Way of error (polytheism, crimes and evil deeds), they will adopt that way, that is because they have rejected Our Ayât (proofs, evidences, verses, lessons, signs, revelations, etc.) and were heedless (to learn a lesson) from them.

Dalam ayat lain disebutkan, "Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang" (QS. Al-Mu'min: 35).

الذّين يجدلون فى ءايت الله بغير سلطن أتـهم كبر مقتا عند الله و عند الذّين ءامنوا كذلك يطبع الله على كلّ قلب متكبّر جبّار

35. those who dispute about the Ayât (proofs, evidences, verses, lessons, signs, revelations, etc.) of Allâh, without any authority that has come to them, it is greatly hateful and disgusting to Allâh and to those who believe. Thus does Allâh seal up the heart of Every arrogant, tyrant. (so they cannot Guide themselves to the Right Path).

Sidang Jumat yang Dirahmati Allah

Ternyata rahasia hidup sukses atau sebaliknya hidup terhina dan tiada harga, tidak terlepas dari seberapa mampu seseorang menempatkan dirinya sendiri di hadapan Allah SWT. Tawadhu, inilah kunci bagi siapa saja yang ingin memiliki pribadi unggul.

Seseorang niscaya akan lebih cepat maju manakala mempunyai sifat tawadhu dan tidak sombong. Mengapa demikian? Kunci terpenting untuk sukses adalah adanya kesanggupan menyerap ilmu dan meluaskan visi, kemampuan mendengar dan menimba ilmu dari orang lain. Hal ini akan membuat kita semakin cepat melesat dibandingkan dengan orang-orang yang sombong, merasa pandai sendiri, mengganggap cukup dengan ilmu yang dimilikinya, sehingga merasa diri tidak lagi membutuhkan pendapat, pandangan, dan visi dari orang lain.

Ketahuilah, kita ini adalah makhluk yang serba terbatas. Buktinya, kita tidak bisa melihat kotoran di mata atau hidung sendiri. Artinya, kita membutuhkan cermin dan alat bantu lainnya agar bisa menguji semua yang kita miliki ataupun melengkapi sesuatu yang belum kita miliki.

Islam mengajarkan kita agar tidak sombong. Kita harus berani mendengarkan segala sesuatu dari orang lain. Kita tidak dilarang untuk punya pendapat, tetapi orang lain pun tidak salah jika memiliki pendapat berbeda. Kita harus bersedia mendengarkannya, paling tidak untuk menguji pendapat kita apakah bisa dipertahankan atau tidak. Atau, bahkan untuk melengkapi pendapat kita, sehingga semakin bermutu.

Karenanya, berhati-hatilah dengan segala yang berbau kesombongan, merasa diri hebat, pemborong syurga, paling benar, paling mampu. Semua itu hanya akan mengurangi kemampuan yang ada pada diri kita. Sesungguhnya kesombongan itu akan menutup hal yang sangat fitrah dari diri manusia yaitu kemampuan melengkapi diri.

Kita harus menjadi orang yang tamak terhadap ilmu, serakah terhadap pengalaman dan wawasan. Tiap bertemu dengan orang, lihatlah kelebihannya, simaklah kemampuannya, lalu ambillah kelebihannya itu. Tentu ini tidak akan menjadikan orang tersebut bangkrut dan tidak memiliki kelebihan lagi. Sebaliknya, kemampuan orang yang kita mintai ilmunya akan semakin berkembang selain kita pun akan semakin maju.

Tidak mungkin kita ditakdirkan bertemu dengan seseorang, kecuali pasti akan menjadi ilmu dan pengalaman baru, sekiranya diri kita dilengkapi dengan hati yang bersih. Tentu yang bisa menjadi ilmu itu tidak sekedar hal-hal yang menyenangkan saja. Aneka pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti penghinaan, kritik atau cemoohan, semua ini tetap menjadi ilmu yang akan meningkatkan wawasan, kemampuan, karakter, mental ataupun keunggulan-keunggulan lain yang bakatnya sudah kita miliki.

Adapun hal yang sangat utama dan paling menentukan bobot dari semua perilaku dan kiprah kita dalam meningkatkan kualitas dan keunggulan diri adalah hati yang bersih. Kedongkolan, kemangkelan, kejengkelan, kebencian, dan semua hal yang bisa membuat tidak nyamannya hati, jelas-jelas merupakan sikap kejiwaan yang kontraproduktif.

Kita akan banyak kehilangan waktu karena kotor hati. Kalau kita termasuk tipe pemarah serta gemar memuaskan hawa nafsu dan kedendaman, maka kita akan kehilangan waktu untuk kreatif dan produktif. Akan tetapi, sekiranya hati kita bersih dan sejuk, maka kendatipun hantaman masalah dan kesulitan datang bertubi-tubi, niscaya kita akan seperti intan yang tiada pernah hilang kilauannya sepanjang masa. Bukankah intan itu tidak akan pernah hancur wujudnya dan berkurang kilauannya kendati dihantam dengan batu bata secara bertubi-tubi, bahkan dia sendiri yang akan hancur? Kesejukan, kebersihan, dan ketentraman hati, tidak bisa tidak, akan mempengaruhi pikiran ini menjadi lebih lebih bermanfaat dan bermakna.

Tampaknya umat Islam akan bangkit bila mampu bersinergis, saling membantu satu sama lain. Kuncinya adalah bebasnya hati dari kedengkian, dan kebusukan. Kita harus belajar senang melihat orang lain maju. Kita pun harus belajar ikut bersyukur melihat kesuksesan dan prestasi orang lain seraya membuat kita terbakar untuk bisa lebih maju lagi. Wallahu a'lam.

No comments: