Tuesday, September 21, 2010

Khutbah Jumat, 6 Februari 2009 KBRI Tehran

وَسارِعُوا إِلى‏ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَ جَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّماواتُ وَ الْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقينَ

الَّذينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَ الضَّرَّاءِ وَ الْكاظِمينَ الْغَيْظَ وَ الْعافينَ عَنِ النَّاسِ وَ اللهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنينَ

''Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.'' (Ali-Imron: 133-134).

Hadirin Jamaah Jum’ah yang Berbahagia

Pada kesempatan yang berbahagia ini izinkanlah saya berwasiat baik bagi diri saya sendiri maupun bagi hadirin sekalian, untuk selalu dapat meningkatan keimanan dan ketakwaan diri kita kepada Allah swt. Karena hanya dengan bekal iman dan takwa sajalah kita akan selamat baik dunia maupun Akhirat.

Amarah merupakan tabiat manusia yang sulit untuk dikendalikan. Dan, Allah menjadikan orang yang mampu untuk menahan amarahnya sebagai salah satu ciri orang yang bertakwa. Di samping itu Allah akan memberikan pahala kepada orang yang menahan amarahnya lalu memaafkan mereka yang menyakitinya. Allah berfirman :

وَ جَزاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُها فَمَنْ عَفا وَ أَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللهِ إِنَّهُ لا يُحِبُّ الظَّالِمينَ

''Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.'' (Asy-Syuura: 40).

Abu hurairah meriwayatkan bahwa pada suatu hari, seorang lelaki mendatangi Rasulullah SAW. Ia berkata kepada beliau. Ya Rasulullah! Nasihatilah saya! Sabdanya, ''Janganlah engkau marah.'' Lalu beliau ulangkan beberapa kali, dan sabdanya, ''Jangan engkau marah.'' (HR Bukhori).

Penekanan Rasulullah SAW di atas menunjukkan betapa pentingnya menahan amarah. Karena ia adalah penyebab terjadinya pertikaian, perpecahan, dan permusuhan. Dan bila ini terjadi, maka akan membawa dampak negatif kepada umat Islam. Oleh sebab itu pula, Islam tidak membenarkan seorang Muslim untuk saling bertikai dan saling berpaling satu sama lain melebihi dari tiga malam.

Hadirin Jamaah Jum’ah Rohimakumullah

Sahabat Abu Bakar r.a. pernah mendapatkan teguran dari Allah swt., karena kemarahan yang dilakukannya dengan bersumpah untuk tidak memberi apa-apa kepada kerabatnya ataupun orang lain yang terlibat dalam menyiarkan berita bohong tentang diri Aisyah. Allah berfirman, ''Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat-(nya).

Pertengkaran atau perpecahan (iftiraq) suatu umat sudah diingatkan oleh Rasulullah saw., Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Ibnu Majah, Rasulullah menyatakan, ''Umatku akan terpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan....''

Dalam skala kecil, perpecahan di tubuh umat Islam sudah ada sejak zaman Rasulullah masih hidup. Namun, Rasulullah tanggap untuk segera menyelesaikannya. Perpecahan akan membawa dampak yang sangat buruk bagi eksistensi umat Islam, apalagi perpecahan yang terjadi itu adalah antargolongan, kelompok, atau lembaga.

Karena itu, ajaran Islam memberikan rambu-rambu kepada setiap umatnya agar tidak terperosok pada perpecahan. Berbagai peringatan dan ancaman telah Allah swt., berikan kepada setiap hamba-Nya yang terlibat perpecahan sehingga dapat mencegah terjadinya perpecahan yang lebih besar yang dilakukan secara berkelompok. Karena bagaimana sebuah perpecahan besar akan terjadi antarkelompok, bila masing-masing individu telah terbina dan dewasa dalam menyikapi segala hal yang dapat memancing perpecahan tersebut.

Hadirin Jamah Jumah yang Dirahmati Allah

Rambu-rambu agar tidak terperosok pada perpecahan seperti berikut ini. Pertama, pertengkaran adalah perbuatan yang tidak dihalalkan alias diharamkan bila dilakukan melebihi tiga hari. Dengan ini, pertengkaran atau perpecahan merupakan perbuatan dosa. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari yang artinya, ''Haram bagi setiap muslim untuk bertengkar melebihi tiga hari.''

Dan, kedua, perpecahan atau pertengkaran dapat menyebabkan tidak diterimanya shalat seorang Muslim. Berdasarkan hadis riwayat Ibnu Majah yang berbunyi, ''Terdapat tiga golongan yang shalatnya tidak dapat diterima meskipun hanya sejengkal, yaitu imam yang dibenci makmumnya, istri yang dimurkai suaminya (karena kedurhakaannya), dan dua orang yang sedang bertengkar.''

Apabilah telah terjadi pertengkaran atau perpecahan, Allah swt memerintahkan untuk berbuat islah. Islah dari segi bahasa berarti memperbaiki, mendamaikan, dan mereformasi. Pelakunya disebut muslih. Seseorang dapat disebut muslih, jika dia memiliki sifat shaleh. Karena itu, islah di satu segi merupakan upaya aktualisasi kesalehan personal sekaligus kesalehan sosial; dan di segi lain mengandung usaha menciptakan kesalehan komunal dan kultural.

Islam itu agama perdamaian dan antikekerasan. Ketika bertemu sesama, setiap Muslim sangat dianjurkan bertegur sapa, memberi senyum, dan mengucapkan salam. Ucapan salam adalah doa sekaligus identitas Muslim untuk senantiasa berdamai, berdoa untuk kerahmatan dan keberkahan sesamanya. Tidak ada yang lebih berharga dalam hidup ini selain perdamaian, keberkahan, dan hidup penuh rahmat dari Allah SWT.

Karena itu, berbuat islah merupakan kewajiban setiap Muslim, lebih-lebih yang bertengkar atau bermusuhan. Bertengkar dan bertindak kekerasan dan anarki itu hanya akan menghabiskan energi secara sia-sia, bahkan cenderung memperburuk citra Islam. Musuh-musuh Islam pasti bersorak-sorai melihat umat Islam saling bertikai.

وَ أَطيعُوا اللهَ وَ رَسُولَهُ وَلا تَنازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَ تَذْهَبَ ريحُكُمْ وَ اصْبِرُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرينَ

''Dan taatilah Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.'' (QS Al-Anfal [8]: 46).

Hadirin Jamaah Ju’mah Rahimakumullah

Islah merupakan kunci penyelesaian masalah dan konflik sosial sekaligus awal terwujudnya kerukunan dan toleransi. Oleh sebab itu, ketika mendapati dua orang sahabat, Ka'ab ibn Malik dan Ibn Haidar bertengkar di Masjid Nabawi, dan suara pertengkaran itu terdengar sampai rumah Rasulullah SAW, beliau langsung keluar melerai dan mendamaikan kedua sahabat Anshar itu. Keduanya diminta untuk saling memaafkan, bertobat kepada Allah, dan berjabat tangan.

Nabi SAW kemudian bersabda, ''Maukah kalian aku tunjukkan perniagaan yang bermanfaat? Engkau mendamaikan sesama manusia jika mereka saling bermusuhan; dan engkau akrabkan mereka, jika mereka saling menjauh.'' (HR Albazzar).

No comments: