Thursday, November 18, 2010

Khutbah Jumat, 15 Oktober 2010 KBRI Tehran

Menurut ajaran Islam, dunia atau alam dunia adalah tempat tinggal sementara. Menurut keterangan hadis, dunia adalah tempat singgah bagi seorang musafir yang sedang dalam perjalanan. Sesuai dengan sifatnya sebagai tempat tinggal sementara atau tempat singgah seorang musafir, maka waktunya hanya sebentar jika dibandingkan dengan akhirat atau alam akhirat yang merupakan tempat tujuan akhir kehidupan manusia yang kekal abadi.

Sebagai lawan dari alam akhirat yang sifatnya gaib atau metafisika, alam dunia berarti alam syahadah atau fisika. Dengan demikian, pengertian dunia mencakup langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada di dalam dan di antara keduanya yang dapat disaksikan.

Meskipun dunia hanya tempat tinggal sementara, Islam mengajarkan seorang muslim tidak boleh melupakan kehidupannya di dunia ini. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :

وَ ابْتَغِ فيما آتاكَ اللهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصيبَكَ مِنَ الدُّنْيا

''Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi...'' (QS Al-Qashash [28]:77).

Dalam ayat yang lain dinyatakan dunia ini diserahkan Allah SWT kepada manusia untuk dikelola dan dimanfaatkan demi kepentingannya sendiri. Dalam kaitan ini, Allah SWT berfirman yang artinya:

وَ سَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَ النَّهارَ وَ الشَّمْسَ وَ الْقَمَرَ وَ النُّجُومُ مُسَخَّراتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ في‏ ذلِكَ لَآياتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

''Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintahNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu, benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya).'' (QS An-Nahl [16]: 12).

Dalam surat Ibrahim (14) ayat 32 Allah SWT berfirman yang artinya:

ٱللهُ الَّذي خَلَقَ السَّماواتِ وَ الْأَرْضَ وَ أَنْزَلَ مِنَ السَّماءِ ماءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَراتِ رِزْقاً لَكُمْ وَ سَخَّرَ لَكُمُ الْفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِي الْبَحْرِ بِأَمْرِهِ وَ سَخَّرَ لَكُمُ الْأَنْهارَ

''Allah lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit. Kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rezki untukmu: dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya. Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai.''

Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia

Di samping Allah SWT menyerahkan dunia ini untuk dikelola dan dimanfaatkan demi kepentingan manusia sendiri, Allah SWT juga memeperingatkan manusia supaya berhati-hati agar jangan sampai terbawa hanyut oleh kehidupan dunia yang menyesatkan. Di antara sifat-sifat kehidupan duniawi yang harus diperhatikan sebagaimana yang dijelaskan Alquran adalah:

(1) kehidupan dunia hanya merupakan mainan dan sendara gurau (QS.6:32);

وَمَا الْحَياةُ الدُّنْيا إِلاَّ لَعِبٌ وَ لَهْوٌ وَ لَلدَّارُ الْآخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذينَ يَتَّقُونَ أَفَلا تَعْقِلُونَ

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, melainkan main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu berpikir?

(2) kehidupan dunia hanya merupakan permainan, sesuatu yang melalaikan dan merupakan perhiasan untuk bermegah-megahan.

Di bagian lain, Allah SWT mengingatkan munculnya kerusakan di dunia akibat ulah tangan manusia.Allah SWT berfirman dalam surat Ar-Rum (30) ayat 41

ظَهَرَ الْفَسادُ فِي الْبَرِّ وَ الْبَحْرِ بِما كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذيقَهُمْ بَعْضَ الَّذي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

yang artinya: ''Telah nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).''

Jamaah Jumaha Rahimakumullah

Kehidupan manusia ditandai dengan detak jantungnya. Kehidupan akan dinyatakan berakhir ketika seluruh mesin tubuh, detak jantung, dan otak berhenti bekerja. Status kehidupan pun berakhir karena telah divonis dengan kematian.

Seperti itulah Allah SWT menciptakan gerakan sebagai tanda kehidupan, dan diam adalah tanda kematian.

وَ نُقَلِّبُهُمْ ذاتَ الْيَمينِ وَ ذاتَ الشِّمالِ

''Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri.'' (QS Alkahfi [18]: 18).

Firman Allah SWT ini menyatakan tanda-tanda kehidupan penghuni gua Kahfi adalah dengan gerakannya ke kanan dan ke kiri. Sedangkan orang yang mati, tubuhnya tidak bergerak sama sekali.

Allah SWT menawarkan dua pilihan terhadap manusia dengan ciri yang berbeda antara keduanya. Pertama, bergerak. Pergerakan menjadi suatu yang mutlak bagi manusia untuk bisa menjadi orang yang sukses, baik di dunia maupun akhirat. Tanpa bergerak mustahil manusia bisa menggapainya.

Kedua, diam. Berdiam diri merupakan suatu tanda kegagalan yang dapat berakibat penyesalan dan kerugian manusia dalam menjalani kehidupan di dunia. Betapa sering kita lihat orang yang gagal adalah karena banyak diamnya. Cenderung malas berusaha dan tidak bekerja keras menjadi ciri dari orang yang diam.

Sebagaimana air menggenang yang tidak mengalir, adalah air yang kotor dan jentik-jentik pun berkembang biak. Allah SWT memberikan sifat pergerakan air sungai yang ada di dalam surga dengan sebutan mengalir yang tiada berubah rasa dan baunya, seperti termaktub dalam firman-Nya.

وَ بَشِّرِ الَّذِيْن آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ

''Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka (disediakan) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.'' (QS Albaqarah [2]: 25).

Ayat di atas menjelaskan bahwa surga tidak dapat dicapai kecuali dengan beriman, berbuat kebajikan, dan bertakwa kepada Allah SWT. Beriman berarti meyakini dalam hati, mengucapkannya dengan lisan, dan merealisasikannya dalam perbuatan. Sedangkan berbuat kebajikan adalah mengerjakan amal-amal saleh, di mana ibadah menjadi salah satu caranya.

Sementara takwa memiliki arti takut kepada Allah SWT, dengan syarat mengerjakan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya. Ketiga cara untuk menggapai surga tersebut, harus teraplikasi dengan adanya pergerakan yang dinamis dan konsisten. Karena pergerakan tersebut, Allah SWT menyediakan surga untuk hamba-Nya.

Demikianlah, gerak dinamis adalah hidup dan kehidupan. Adapun diam statis adalah mati dan kematian. Karena itu, bergerak dinamis berarti sesuatu yang terpuji, sementara diam statis perlu dihindari.

No comments: