Thursday, November 18, 2010

Suatu Sore di Bus Antar Kota

Malam itu saya kembali ke kota Qazvin setelah dua hari berada di Tehran, dalam perjalanan saya asik dengan inet di HP ku, selain buka FB dan email saya juga buka berita-berita terkini tentang Indonesia . innalillahi wa inna ilaihi rojiun, begitu banyak korban bencana alam di negeriku yang jauh disana.

Dari berbagai bencana mentawai sampai merapi di jogja sana. Saya membayangkan bagaimana keadaan disana dengan hujan lahar dan asap hitam, sempai ketika ini saya tulis kabar yang saya baca di berita bahwa debu gunung merapi sampai sukabumi bahkan jakarta, subhanallah.. begitu dahsyatnya kuasa Allah.

Setalah cape bermain internet di HP saya mulai ngantuk, karena seharian berjalan kesana-kemari untuk kebutuhan kuliah dan aktifitasku disini. Mataku gak bisa diajak kompromi lagi, dan akhirnya saya mengalah dan tertidur di bus itu.

Ketika saya bangun saya melihat di sampingku yang di awal keberangkat langsung istirahat, dia sibuk mengguntingi kain-kain bekas, saya beranikan bertanya kepada lelaki sebelahku itu, dan saya sadar bahwa beliau sudah tua, tapi semangatnya masih menggelora.

Saya berbicara dengan bahasa persia, maaf pak, dari tadi kayaknya bapak sibuk gunting-gunting kain itu, untuk apa pak? Ini kain saya gunting-gunting untuk dijadikan gambar seperti lukisan, tapi gambar tersebuat dari kain yang saya potong-potong ini.

Wah, ternyata bapak ini masih semangat untuk berkreasi, kemudian saya bertanya lagi, bapak dari kapan menggeluti pekerjaan seperti ini? Saya sudah 40 tahun menggeluti pekerjaan ini. Terus bapak setiap minggu, berapa kali pulang pergi Tehran-Qazvin (sekitar 200 km atau 2 jam perjalanan)? Beliau menjawab, saya setiap hari pulang pergi Tehran-Qazvin, apa bapak gak cape pulang pergi terus? Ya, kalau dibilang cape ya cape, Cuma saya suka pekerjaan ini. Maaf pak, kalau boleh tahu berapa usia bapak sekarang? Katanya, coba sodara tebak berapa umur saya? Saya mencoba menebak umur bapak di sampingku itu, 60-65 tahun? Bukan, saya sekarang 73 tahun. Subhanallah, saya berfikir ulang, bapak setua ini masih semangat untuk mencari nafkah.

Eh iya saya lupa, maaf nama bapak siapa? Nama saya hasan, setiap harinya bapak berangkat jam berapa? Saya berangkat jam 4 subuh dari Qazvin dan kembali sekitar jam 4-5 sore ke Qazvin. Emang bagaimana cara kerja bapak? beliau menjelaskan bahwa hari-hari ini ada bazar tentang kerajinan yang saya geluti dan beliau memperlihatkan brosur kegiatannya itu, sungguh luar biasa dan pekerjaan ini sudah 40 tahun ia geluti. Kalau bukan karena bazar bapak kemana saja kalau ke tehran? Saya keliling ke sekolah-sekolah mengajarkan dan memperlihatkan kerajian tangan ini. Memang bapak Cuma di tehran aja? Oh engga, saya dari dulu sering keliling kota untuk kegiatan ini, saya pernah ke mashhad, shiraz, isfahan, yazd dsb. Oh, ternyata beliau seorang pengembara juga,negara iran sudah beliau kelilingi semua.

Dan beliaupun tidak begitu saja ditanya, beliau bertanya juga dari mana asal saya, saya jawab dari indonesia. Dan banyak yang dia tanyakan tentang kemahasiswaan disini dan yang lainnya. Dan kami dipisahkan oleh pemberhentian bus terakhir di terminal qazvin, dan saya langsung pulang ke asrama.

Yang saya terharu adalah bahwa, walaupun umurnya sudah tua, tapi semangatnya masih menggelora, bayangkan tiap hari pulang pergi keluar kota dengan jarak yang gak dekat. Subhanallah..

Qazvin, 7 Nopember 2010

No comments: