Saturday, August 18, 2012


KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H
Masjid Al-Wasilah
Oleh H. Dadan Maula Darmawan


اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ
اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ اَلله ُاَكْبَرْ
لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ، اَللهُ اَكْبَرْ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ، اَللهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلًا. لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهُ وَاَعَزَّجُنْدَهُ وَهَزَمَ الْاَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَلَانَعْبُدُ اِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنِ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ.
نَحْمَدُالله حَقَّ حَمْدَهْ، وَنَشْكُرُهُ حَقَّ شُكْرَهْ
اَلْحَمْدِلِلَّهِ الَّذِىْ جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا وَسَعَادَةً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَخَتَمَ بِهِ شَهْرُ رَمَضَانَ الْمُبَارَكَ الَّذِيْ كُتِبَ فِيْهِ الصِّيَامُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ، وَأُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُداً لِلْمُتَّقِيْنَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِى سَبِيْلِهِ حَقَّ جِهَادِهِ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
اَمَّابَعْدُ: فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ  وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَ نْتُم مُسْلِمُوْنَ.
قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْاَنِ الْكَرِيْمِ اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَاهَدَا كُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ.
 Allahu Akbar 3 X Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima kumullah.
Pada pagi hari ini, cuaca terasa sangat cerah. Secerah hati kita ini. Kita bersujud di hadapan Illahi Rabbi. Allah Yang Maha Suci. Kita melaksanakan sholat Idul Fitri dengan khusyu’ dan sepenuh hati. Kita mendambakan ridha Allah, agar menjadi hamba muttaqin. Hamba yang bertaqwa sejati.
Mari kita berdoa semoga ibadah kita, puasa kita, tarawih kita, tadarus kita, tahajud kita, shodaqoh kita, i’tikaf kita, takbir, tahmid dan tahlil kita, serta shalat kita di pagi ini dapat diterima oleh Allah SWT. Amin.
Kaum Muslimin wal Muslimat Yang Berbahagia.
Dengan berkumandangnya takbir, kaum muslimin dan muslimat bergegas keluar dari rumah masing-masing - untuk  melaksanakan shalat Idul Fitri bersama keluarga  dan handai tolan dengan perasaan gembira. Mereka saling menyapa dan berjabat tangan bahkan berpelukan saat bertemu. Itulah potret rasa kebersamaan kaum muslimin dalam membangun kepentingan dunia dan akhiratnya.
 Setelah sebulan lamanya umat Islam ditempa dan diuji tingkat keimanan dan ketakwaan yang dibalas Allah SWT oleh pahala yang berlipat-lipat dan pengampunan dosa, kini bulan sejuta hikmah dan anugerah itu pun telah berlalu.

Allahu Akbar 3 X Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima kumullah.
ied secara bahasa adalah kembali. Sementara Fitri berarti makan, membangun dan mendirikan. Jadi secara bahasa Idul Fitri adalah kembali makan sesudah kita berpuasa. Ada hadits Nabi yang mengatakan dua kesenangan bagi orang yang berpuasa yaitu   pertama saat fitri atau iftar (berbuka puasa dan atau lebaran) kesenangan kedua adalah ketika bertemu dengan Allah SWT.
 للصائم فرحتان يفرحهما : إذا أفطر فرح ، وإذا لقي ربـه فرح بصومه ) رواه البخاري
Secara maknawi, Idul Fitri adalah kembalinya umat Muslim yang sudah melaksanakan kewajiban berpuasa Ramadhan selama satu bulan penuh dan juga melaksanakan kewajiban berzakat maka ia kembali suci
Saat idul fitri kita diperbolehkan untuk bersenang-senang. Sebab ada dua hari yang diberikan Allah kepada umat Muslim untuk bersenang-senang yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.
Arti dari senang-senang di sini adalah saat lebaran kita dilarang untuk melaksanakan ibadah puasa dan diperbolehkan untuk menikmati hidangan
Bahkan kesenangan itu bukan hanya milik orang kaya, namun juga milik orang fakir miskin. Dengan apa mereka bisa merasakan kesenangan? Pada Idul Fitri fakir miskin bisa senang  karena mereka mendapatkan zakat fitrah, sementara pada Idul Adha mereka mendapatkan daging kurban kambing maupun   sapi.
Adalah hikmah fitrah atau hikmah kembali kepada kesucian. Mengapa demikian, karena dengan ibadah puasa dan menunaikan zakat fitrah yang bisa menyucikan kita dari perbuatan keji dan munkar itu maka kita kembali kepada kesucian yang hakiki. Fitrah ini bisa didapat jika kita melaksanakan semua kewajiban dan sunah Rasulullah di bulan suci hanya karena Allah semata

Allahu Akbar 3 X Walillahil Hamd
Kaum Muslimin wal Muslimat Yang Berbahagia.
Hari Raya Idul Fitri mencerminkan tiga sikap yang mesti kita miliki. Pertama, mempertahankan nilai-nilai kesucian yang diraih umat Islam pada hari fitri. Berlalunya momentum puasa hendaknya tidak dijadikan sebagai kembalinya manusia ke kebiasaan dan perilaku yang jauh dari perintah Allah atau malah dekat dengan segala larangan-Nya.
Inilah dia hari bagi umat Islam melaksanakan konsep idul fitri yang dimaksudkan kembali kepada fitrah. Dengan tibanya idul fitri, kita seolah-olah baru kembali dengan hati dan jiwa yang bersih. Bayangkanlah keadaan ketika itu: keadaan baru kembali seperti sehelai kain putih, bersih dan suci dari segala kotoran. Inilah keberhasilan dan kegembiraan bagi mereka yang berjuang mendapatkan keridaan Allah. Fitrah tersebut haruslah dipelihara. Kesuciannya jangan dicemari, harus dijadikan dorongan untuk meneruskan perjuangan dalam melaksanakan ibadah dan meraih ganjaran pahala lebih besar pada bulan-bulan seterusnya.
Kedua, berharap bahwa Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita yang telah lalu dan meminta selalu dibimbing agar dijauhkan dari perbuatan dosa pada kemudian hari. Allah akan mengampuni segala dosa kaum Muslim yang pada bulan Ramadhan melaksanakan ibadah puasa  secara bersungguh-sungguh.
Ketiga, hendaknya melakukan evaluasi diri bahwa ibadah puasa kita sudah sesuai dengan apa yang diharapkan Allah SWT. Jangan sampai kita seperti yang disabdakan Nabi SAW, "Banyak sekali orang yang berpuasa, yang puasanya sekadar menahan lapar dan dahaga."
 "كم من صائم ليس له من صيامه إلا الجوع والعطس"  ورواه باللفظ الثاني: الطبراني في «المعجم الكبي
Dengan berakhirnya Ramadhan, bukan berarti kita mengendorkan kualitas dan kuantitas ibadah kita kepada Allah. Sebaliknya, "sekolah" Ramadhan yang telah berlalu sepatutnya dijadikan sebagai wahana pembelajaran untuk semakin meningkatkan kadar ibadah kita.
Jika dalam bulan Ramadan kita diperintahkan berpuasa dan dijanjikan pengampunan dan pembebasan dari siksaan api neraka, maka hari ini, Allah memerintahkan hamba-Nya agar bertakbir mengagungkan kebesaranNya, serta bersyukur atas segala nikmat yang telah dianugerahkan.
Kemenangan yang diraih itu tidak akan tercapai kecuali dengan pertolongan Allah. Maka sudah sewajarnya hambaNya memperbanyakkan zikir, takbir, tahmid dan tasbih kepada Tuhannya serta bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 185 yang artinya : “Dan agar kamu membesarkan Allah atas apa-apa yang telah Dia beri petunjuk kepadamu, dan agar kamu bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan.”
لِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Pada hari ini marilah kita saling memaafkan, karena memaafkan lebih dekat kepada takwa.
وَ أَنْ تَعْفُوْا أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى
dan pemaafanmu itu lebih dekat kepada takwa QS AlBaqarah 237

Allahu Akbar 3 X Walillahil Hamd
Ma’asyiral Muslimin Rahima kumullah.
Mari kita isi lembaran baru dalam keseharian kita dengan identitas baru sebagai orang yang bertakwa, dengan tetap menjalankan perintahnya:
Tetap Menjaga Solat Lima Waktu
Bulan Ramadhan sungguh sangat berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Orang yang dulu malas ke masjid mengerjakan solat lima waktu, di bulan Ramadhan begitu bersemangat melaksanakan amalan solat ini. Itulah di antara tanda dibukanya pintu surga dan ditutupnya pintu neraka ketika itu. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Ramadhan tiba, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup, dan syaitan pun dibelenggu.” (Hadis Riwayat Muslim)
Rasulullah SAW bersabda, “Allah SWT berfirman, ‘Aku wajibkan bagi umatmu solat lima waktu. Aku berjanji pada diriku bahwa barangsiapa yang menjaganya pada waktunya, Aku akan memasukkannya ke dalam syurga. Adapun orang yang tidak menjaganya, maka aku tidak memiliki janji padanya’.”(Hadis Riwayat Ibnu Majah)
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : ( إذا جاء رمضان فُتّحت أبواب الجنة ، وغُلّقت أبواب النار ، وصُفّدت الشياطين ) رواه  مسلم
Solat berjemaah di masjid juga memiliki keutamaan yang sangat mulia dibanding solat sendirian. Rasulullah SAW bersabda, “Solat jamaah lebih utama dari solat sendirian sebanyak 27 darajat.” (Hadis Riwayat Bukhari Dan Muslim)
صلاة الجماعة أفضل من صلاة الفذ بسبع وعشرين درجة 
Namun disayangkan, amalan shalat ini sering dilalaikan oleh sebagian kita. Bahkan mulai pada hari lebaran saja, sebagian orang sudah mulai meninggalkan solat karena sibuk dengan berbagai aktifitasnya. Begitu juga seringkali kita lihat sebagian saudara kita kebiasaan bangun kesiangan, dan meninggalkan solat shubuh begitu saja. Padahal solat Subuh inilah yang paling berat dikerjakan oleh orang munafik sebagaimana sabda Nabi SAW: “Tidak ada solat yang paling berat dilakukan oleh orang munafik kecuali solat Subuh dan solat Isya. Seandainya mereka mengetahui keutamaan keduanya, niscaya mereka akan mendatanginya walaupun sambil merangkak.” (Hadis Riwayat Bukhari Dan Muslim)
Saudaraku, ingatlah ada ancaman keras dari Nabi SAW bagi orang yang meninggalkan solat. Dari Tsauban r.a, beliau mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah solat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia telah melakukan kesyirikan.” (Hadis Riwayat Ath Thobariy.
Buraidah bin Al Hushoib Al Aslamiy berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah solat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (Hadis Riwayat Ahmad, Tirmidzi, An Nasaai Dan Ibnu Majah)

Allahu Akbar 3 X Walillahil Hamd
Kaum Muslimin wal Muslimat Yang Berbahagia.
Puasa Enam Hari di Bulan Syawal
Selain dari bertakbir, bertahmid dan bertasbih umat Islam dianjurkan agar berpuasa enam hari di bulan Sayawal. Rasulullah s.a.w. bersabda yang artinya : “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadan kemudian ia berpuasa pula enam hari pada bulan Syawal adalah seperti berpuasa sepanjang masa.” (Hadis Riwayat Muslim)
من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدًّهر. رواه مسلم
Hadis tersebut menjelaskan bahawa salah satu keistimewaan di bulan Syawal ialah peluang berharga untuk orang-orang yang mengejar nikmat dan kemurahan Allah sepanjang hidup yaitu puasa enam hari.
Ganjaran pahala diberikan oleh Allah kepada mereka yang berpuasa enam di bulan ini seperti ganjaran pahala kepada yang berpuasa sepanjang masa. Ganjaran yang begitu tinggi nilainya diberikan oleh Allah untuk hambaNya. Ini adalah setimpal dengan keikhlasan umat Islam dalam melaksanakannya, dengan memperhatikan dimana kebanyakan manusia tidak dapat melakukannya disebabkan keadaan sekeliling mereka lebih menguji keimanan seseorang yang menunaikan puasa di waktu kemeriahan Hari Raya
Kita hanya dapat memanjatkan puji syukur kepada Allah atas nikmat yang tak terhingga ini. Allah Yang Maha Memberi Nikmat telah memberikan kesempatan untuk merasakan sejuknya beribadah puasa. Sungguh suatu kebanggaan, kita bisa melaksanakan ibadah yang mulia ini. Janji yang pasti diperoleh oleh orang yang berpuasa jika dia menjalankan puasa dengan dasar iman kepada Allah dan mengharapkan ganjarannya telah disebutkan oleh Nabi SAW dalam hadis berikut, “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni.” (Hadis Riwayat Bukhari Dan Muslim)
 من صام رمضان إيمانا ً واحتساباً غفر له ما تقدم من ذنبه

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فِي هذَا الْعِيْدِ السَّعِيْدِ، وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ، فَمَنْ أَطَاعَهُ فََهُوَ سَعِيْدٌ وَمَنْ أَعْرَضَ وَتَوَلَّى عَنْهُ فَهُوَ فِي الضَّلاَلِ الْبَعِيْدِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَآئِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
***

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ. اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمنُ الرَّحِيْمُ، أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلاً وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْياَءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ،. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّار.
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ. إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ


تقبل الله منا ومنكم صالح الاعمال كل عام وانتم بخير