Saturday, January 15, 2011

BELAJAR KETEGARAN DARI TEMAN TUNANETRA

Di Iran aku tinggal di asmara mahasiswa, asramaku sebenarnya khusus mahasiswa asing, tetapi karena terlalu besar asramanya, sehingga ada beberapa kamar ditempati oleh orang-orang pribumi Iran. Diantara teman-temanku orang iran, ada dua orang temanku yang tunanetra meraka ialah Mohammad Reza dan Ali, keduanya sedang belajar di kampus yang sama denganku. Awalnya aku biasa melihat mereka, tapi semakin hari semakin kagum kepada mereka.
Kekagumanku kepada mereka adalah keinginan mereka untuk tetap dan terus belajar, walaupun terkendala oleh kekurangan fisik yang mereka alami, mereka melakukan aktifitas seperti teman-teman mahasiswa yang lainnya. Pulang dan pergi ke kampus setiap harinya dan berjalan seperti biasa, dan yang unik mereka langsung mengenal teman-teman dari suaranya masing-masing, inilah kelebihan tunanetra, mereka lebih peka dengan pendengarannya.
Kedua, kegagumanku adalah mereka tidak pernah mengeluh dan tidak banyak meminta bantuan kepada teman yang lainnya. Suatu malam aku memasak di dapur, aku melihat Reza sedang memasak dan menggoreng daging naget, walaupun dia tidak melihat tapi dia masak dengan perasaan, aku berfikir dalam hati bagaimana dia tahu bahwa minyaknya panas dan masakannya matang? subhanallah.
Ali temanku yang buta satu lagi, dia sibuk mencuci alat-alat dapur, dan kelihatannya dia sudah lihai dengan pekerjaan yang satu ini, mereka berdua berkolaborasi dalam melakukan semuanya. Ketika aku menawarkan untuk membantunya, dia langsung menolak, beberapa menit kemudian temanku yang beda kamar datang, mereka pun langsung menawarkan untuk membantu memasak, tapi lagi-lagi mereka menolak dengan halus.
Hatiku langsung tersentak ketika melihat ketegaran mereka, ada rasa kagum dan malu. Kagum karena mereka begitu kuat dengan ketegarannya dalam menjalani hidup ini, tanpa banyak mengeluh dan meminta bantuan dari manusia. Dan aku malu kepada diriku sendiri, bagaimana tidak, mereka tidak banyak mengeluh, sedangkan aku selalu mengeluh dengan berbagai cobaan hidup ini.
Mereka kuat, tegar dan sabar dengan semua yang menghadapi mereka, dan mereka yakin dengan pertolongan dan ketentuan Allah, dan mereka telah mengamalkan salah satu ayat di dalam al-Qur’an bahwasannya, janganlah kamu berputus asa dengan rahmat Allah. Ada kasih sayangNya di setiap detik kehidupan ini. Subhanallah..
Kadang aku berfikir tentang mereka, orang buta itu luput dari dosa mata sedangkan aku terlalu banyak dosa yang dilakukan oleh mata ini, banyak melihat yang tidak berhak dilihat. Dan aku ingat ayat: dan nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman), ayat ini beberapakali diulang sampai 31 kali di dalam surat Ar-Rahman. Ini menandakan bahwasanya terlalu banyak nikmat Tuhan di dunia ini yang kita lupakan dan bahkan kita dustakan. Nikmat mata ini yang kadang tidak pernah kita sadari bahwa dengan mata kita bisa melihat keindahan dunia ini dan dapat melakukan segala aktifitas termasuk membaca dan menulis serta menggunakan berbagai alat elektronik yang memanjakan aktifitas kita.

Ya Allah, Ampunilah hambaMu ini yang jarang bersyukur.

No comments: