Tuesday, September 21, 2010

BELAJAR KEJUJURAN DARI BIS KOTA

Suatu hari Iman berjalan menuju pusat kota Tehran menggunakan bis kota, ada suatu yang tidak biasa dalam bis tersebut, penumpang harus membayar sendiri setelah mereka keluar dari bis kota, walaupun bis tersebut penuh sesak dan bercampur bau badan, tapi asik bagi iman, karena bisa tepat waktu menuju tempat tujuan dan tidak terkena macet pastinya.

Iman yang sudah beberapa tahun tinggal di Kota Tehran sudah biasa melihat pemandangan tersebut, namun ketika dia pertama kali menginjakkkan kakinya di ibu kota negeri Persia ini, ada yang canggung. Biasanya di dalam satu bis kota ada supir atau kondektur, kalaupun gak ada kondertur biasanya masuk pintu satu arah, misalnya naik pintu depan dan keluar pintu belakang, dan pas masuk diminta atau dimasukan karcis/kartu untuk membayar. Tapi bis kota yang ada di kota Tehran, tidak terlihat ada kondektur, mereka biasa membayar langsung kepada supir setelah mereka turun dari bis kota.

Berbeda ketika Iman menaiki busway, ia harus memakai karcis atau kartu elektronik dan harus memasukkannya di mesin, sama halnya seperti naik metro/subway (KRL bawah tanah) harus menggunakan kartu yang sama seperti naik bis kota. Tidak ada yang aneh dalam penglihatan iman.

Bukan Bayar Biasa

Penumpang membayar sendiri setelah mereka turun dari bis kota, Mereka harus jujur bahwa mereka naik bis kota dan harus bayar, seandainya salah satu dari penumpang tidak bayar pun, tidak ada yang tahu, karena biasanya penumpang turun dengan berjamaah.

Disini kita belajar kejujuran dari orang-orang yang menumpang bis kota di Tehran, walaupun secara ongkos bisa dibilang murah sekitar 1000 Rials Iran atau sekitar Rp. 1000.

No comments: